Media resmi DPC GMNI MAMUJU sebagai penyaluran gagasan, kritik, dan propaganda. Juga sebagai wadah konsolidasi Ideologi Marhaenisme untuk membangun kesadaran ideologis dan kesadaran historis massa aksi agar yang tidak murni terbakar mati.
Friday, July 21, 2017
Peran Pemuda Dan Tanggung Jawab Sosial
Ditulis oleh : Bung Esa Hermansyah
Pemuda zaman sekarang haruslah berjuang untuk melanjutkan cita – cita para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan untuk Tanah Air Indonesia ini. Perjuangan bangsa menuju pada cita – cita tertingginya yaitu terwujudnya Kesejahteraan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia haruslah diperjuangkan dengan sepenuhnya, dan perjuangan ini akan melewati proses yang tidak mudah karena dalam perjuangan menuju cita cita itu akan penuh gejolak – gejolak yang tentunya menguji integritas kita sebagai pewaris kemerdekaan yang diproklamasikan oleh faunding father tahun 1945. Dalam hal ini, pemuda merupakan sentral perjuangan untuk mewujudkan cita – cita itu. Selain karena pemuda merupakan Agent Of Control Social, juga sebagai Iron Stock sebagai pelanjut kepemimpinan bangsa di masa depan. Oleh karena itu sekarang ini dibutuhkan pemuda yang memiliki semangat Nasionalisme sebagai bekalnya, serta berjiwa pemimpin, mempunyai integritas, serta revolusioner dalam memperjuangkan hak kaum yang termarjinalkan.
Kita telah mengetahui bersama bahwa sejarah Indonesia adalah sejarahnya Pemuda. Dimulai dengan era kebangkitan nasional 1908, Kongres Pemuda yang melahirkan dekrit Sumpah Pemudah tahun 1928 sebagai janji pemuda untuk bertanah air, berbangsa, dan berbahasa Indonesia, juga proklamasi 17 Agustus yang menjadi momentum hari lahirnya NKRI tidak lepas dari usaha – usaha pemuda saat itu. Berahirnya orde lama dan orde baru tidak lepas dari perjuangan pemuda sebagai ujung tombak, bahkan menjadi martil yang memecah kebuntuan hingga dua orde itu tumbang. Semua ini telah membuktikan bahwa sejarah pergerakan Indonesia adalah sejarahnya para pemuda.
Namun diera sekarang ini, masihkah kita menjadikan kisah heroik pemuda itu sebagai cerita – cerita tentang romansa perjuangan pemuda semata, mengisahkannya seperti para pendongeng yang dengan antusias menceritakan kepada setiap adik – adik kita tak ubahnya seperti kisah – kisah dalam dongeng, sehingga yang terjadi kita hanya mewarisi sejarah romantisme perjuangannya saja, dan tidak mewarisi semangat perjuangannya. Hal inilah yang disebut oleh Bung Karno sebagai pewaris abu sejarah, bukan pewaris api sejarah. Pewaris abu sejarah karena yang kita ketahui hanyalah rentetan – rentetan peristiwa, dan para tokoh – tokoh pejuang sebagai sebuah hafalan semata, dan tidak mewarisi api semangat juangnya dan tidak mencari tahu mengapa dan untuk apa mereka berjuang. Dominannya sekarang justru banyak pemuda atau bahkan organisasi kepemudaan yang terjebak dalam romantisme perjuangan masa lalu, sehingga rasa cinta terhadap organisasi lebih besar dan mengalahkan rasa cinta mereka kepada rakyat yang merupakan basis perjuangannya. Sehingga kelompok – kelompok pemuda banyak terombang – ambing di atas poros perjuangannya yang tidak tentu arah, karena organisasi sebagai wadah perkumpulannya di intervensi oleh kelompok – kelompok yang berselingkuh dengan kapitalis birokrat. Ini terjadi karena kecintaan terhadap organisasi lebih tinggi daripada kecintaan terhadap rakyat sehingga melahirkan kader – kader pemuda yang bersifat opurtinis.
Sejarah pergerakan pemuda dimasa lalu haruslah dipelajari dan dijadikan sebagai pemantik semangat untuk terus berjuang. Mereka dulu berjuang karena mereka sadar akan arti penting perjuangan, dan kesadaran itu mereka temukan lewat proses belajar yang tekun, serta didasari oleh keikhlasan dan semangat juang yang sepenuh – penuhnya untuk kemerdekaan Indonesia. Inilah yang harus kita jadikan bekal diera seperti sekarang ini. Meskipun kita hidup diera globalisasi, namun api semagat juang pemuda masa lalu haruslah tetap terpatri dalam sanubari kita, agar kita mampuh menemukan dan menerawang permasalahan – permasalahan yang urgen dalam masyarakat serta mencari solusi kongkrit untuk menjawab setiap permasalahan tersebut.
Haruslah perjuangan akan cita – cita itu kita wujudkan lewat jalan revolusi, dan fungsi kita sebagai pemuda untuk belajar, berdiskusi, bersatu, berjuang untuk menemukan jalan menuju cita – cita itu tetaplah dijaga. Seperti kata Bung Karno ‘’ Berikan aku 10 orang pemuda, maka akan kuguncangkan dunia ’’ karena dengan pemuda semangat itu tetap ada, karena dengan pemuda api perjuangan itu tetap menyalah.
Majulah Pemuda…!!!
Lawan rezim yang menindas
Giring bangsa menuju keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia
Ditulis oleh : Bung Esa Hermansyah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment